BALIGETIMES – Dalam dunia bisnis, terutama di kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), kultur hustle atau kerja keras tanpa henti sering dipandang sebagai kunci kesuksesan. Namun, Karri Saarinen, CEO dari startup manajemen proyek Linear yang bernilai $1,25 miliar, memiliki pandangan yang berbeda. Ia percaya bahwa keseimbangan hidup dan kerja lebih penting daripada kultur hustle.
Saarinen tidak menerapkan kultur 996, yaitu bekerja dari pukul 9 pagi hingga 9 malam, enam hari seminggu, di perusahaannya. Sebaliknya, ia meminta karyawannya untuk bekerja 40 jam standar dengan fasilitas yang lengkap, termasuk lima minggu liburan tahunan dan empat bulan cuti orang tua. Pendekatan ini membuktikan bahwa membangun bisnis teknologi kelas dunia tidak harus mengorbankan kesejahteraan karyawan.
Linear, yang beroperasi secara remote dan memiliki 100 karyawan yang tersebar di 10 zona waktu berbeda, menawarkan alat manajemen proyek dan pelacakan isu yang efektif. Perusahaan ini telah tumbuh secara perlahan dan sadar, dengan fokus pada kualitas daripada kuantitas. Saarinen percaya bahwa dengan memprioritaskan keseimbangan hidup dan kerja, karyawan akan merasa lebih bahagia dan termotivasi, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik.
Bagi UMKM, ada beberapa tips yang dapat diambil dari pendekatan Saarinen. Pertama, otomatisasi dan efisiensi dapat membantu mengurangi beban kerja dan meningkatkan produktivitas. Kedua, mengoptimalkan akun digital dapat membantu meningkatkan penjualan dan visibilitas bisnis. Terakhir, menggunakan aplikasi kasir yang efektif dapat membantu mengelola keuangan dan meningkatkan efisiensi.
Dengan memprioritaskan keseimbangan hidup dan kerja, UMKM dapat mencapai kesuksesan tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan. Dalam jangka panjang, pendekatan ini dapat membantu meningkatkan produktivitas, kualitas hidup, dan keberlanjutan bisnis.
Sumber Foto: Dokumentasi Media / www.entrepreneur.com